BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 19 April 2010

Si Pika dan si Piki

Alkisah ada 2 orang anak TK, namanya Pika dan Piki. Mereka berdua amat dekat dan bersahabat. Karena mereka berada pada 2 TK yang berlainan, maka setiap hari Piki selalu berharap Pika main ke TK-nya. Pika tahu Piki amat kesal apabila Pika tidak datang ke TK-nya walaupun hanya 1 hari saja. Padahal Pika pun ada banyak PR dari guru TK-nya.

Pika punya teman dekat, namanya Piko. Pika dan Piko sudah berjanji akan bertemu pada suatu hari, tepatnya di suatu sore.

Hari itu Pika datang ke TK Piki dari pagi, ternyata Piki sedang bermain ke tempat lain. Pika pun menunggu, sambil selalu mengecek ke teman-teman Piki hampir setiap saat. Jaman sudah modern, namun Pika yang kebetulan pegang HP, sangat kurang beruntung karena pulsanya hari itu habis. Ia hanya melihat-lihat saja signal di Hpnya. Mungkin saja Piki menelepon. Ia tetap berusaha agar signalnya tetap ada, meskipun di tempat TK Piki sangat susah mencari signal. Ia pun berharap ada pesan singkat yang masuk di Hpnya.

Menunggu dari tepat jam 12 siang, Pika akhirnya bosan dan mengikuti salah satu pelajaran di sekolah tersebut jam 3, meskipun dengan perasaan kangen yang teramat meskipun sudah kemurniannya tinggal 1% karena sisanya dipenuhi dengan rasa campur aduk.

Pika mendengar bunyi telepon jam 5 kurang. Ia agak ragu-ragu karena tepat dibelakangnya ada guru yang sedang berdiri. Dengan segala macam resiko, akhirnya Pika mengangkat telepon tersebut, berharap bisa bertemu dan menghabiskan waktu lebih lama dengan Piki.

Ternyata benar, Pika pun seolah melupakan apa yang telah dialaminya sejak pagi tadi. Karena ingin bersama Piki lebih lama, maka ia membatalkan janjinya dengan Piko. Kebetulan hari itu hujan, dan Piki memberitahu Pika kalau ia tidak akan langsung pulang.

Piki izin kepada Pika kalau akan menaruh tas di mobilnya sebentar. Setidaknya itulah yang didengar Pika. Pika pun membiarkan Piki berlalu sambil menunggu memandang jalanan yang mulai banjir.

Pika menunggu, menunggu, dan menunggu. Ia berusaha meyakinkan kalau ia tidak salah dengar tadi. Terus menunggu, menunggu, dan menunggu. Lagi-lagi ia meyakinkan diri kalau Piki tidak izin mau pulang tadi.

Pika menunggu lebih lama, mengira-ngira kalau Piki sedang merapihkan barang-barangnya di mobil.

Pika terus menunggu. Setengah jam pun berlalu. Adzan magrib terdengar. Jalan sudah tidak hujan lagi. Pika berniat mengajak Piki untuk sholat terlebih dahulu. Pika keluar dari gedung TK Piki, lalu ke parkiran mobil dimana mobil Piki diparkir.

Pika tidak menemukan mobil Piki diparkir ditempat yang biasa. Ia pun mengelilingi tempat parkir dua kali sampai akhirnya Pika terduduk, seolah tidak percaya apa yang telah dialaminya hari ini..